Harga Kripto Merangkak Naik, Elon Musk: Dogecoin adalah Uang
Harga bitcoin telah naik hampir 10% selama seminggu terakhir
Deretan cryptocurrency dan bitcoin telah melonjak minggu ini setelah dua raksasa teknologi, Elon Musk dan Jack Dorsey mengisyaratkan dukungan mereka untuk crypto.
Harga bitcoin telah naik hampir 10% selama seminggu terakhir, dibantu oleh diskusi langsung yang ditunggu-tunggu tentang bitcoin dan crypto antara miliarder Tesla Elon Musk dan Jack Dorsey dari Twitter. Dogecoin yang berbasis meme dan ethereum sebagai cryptocurrency terbesar kedua, bisa dibilang sebagai pemenang kejutan acara.
Baca Juga: Tegaskan Tidak Jual Bitcoin, Elon Musk Ungkap Bakal ‘Hold’ dalam Jangka Panjang
Sekarang, karena harga dogecoin mendekati 20 sen per token doge, Musk telah membagikan teori dogecoin yang menyatakan bahwa memecoin bukanlah aset spekulatif. Musk bahkan menyebut dogecoin adalah uang.
“Saya mencoba memberi tahu Anda bahwa dogecoin adalah uang,“Â ujar Musk di Twitter sebagaimana dikutip dari Forbes di Jakarta, Senin (26/7/21).
Tweet Musk secara singkat mengirim harga dogecoin naik lebih dari 20 sen per token doge di bursa crypto AS yang populer, Coinbase. Tetapi dengan cepat jatuh kembali, sejalan dengan pasar bitcoin dan cryptocurrency yang kurang lebih datar saat ini.
Setelah melonjak hingga lebih dari 70 sen pada bulan Mei, harga dogecoin telah jatuh hampir 75%. Namun, dogecoin masih naik mengejutkan 6.000% saat ini dibandingkan dengan tahun lalu.
Minggu ini, berbicara selama acara Word Dewan Crypto untuk Inovasi, Musk menguraikan ide-ide yang sebelumnya telah diajukan untuk meningkatkan dogecoin melalui ethereum ke tingkat transaksi maksimum dan biaya transaksi yang lebih rendah.
“Mungkin ada beberapa manfaat dalam menggabungkan sesuatu seperti ethereum dan dogecoin,” kata Musk yang mengungkapkan bahwa dia memiliki beberapa token ethereum selain bitcoin dan dogecoin.
“Bitcoin sendiri tidak bisa menjadi sistem moneter untuk dunia pada dasarnya,” kata Musk.
Alasannya bitcoin akan “berjuang untuk menjadi uang tunai peer-to-peer” tanpa adopsi jaringan lapisan kedua.
Selama obrolan online minggu ini antara Musk, Jack Dorsey dari Twitter dan Cathie Wood dari Ark Invest, terungkap bahwa SpaceX telah bergabung dengan Tesla dalam memegang bitcoin, meskipun Musk tidak mengatakan jumlahnya.
Klik di Sini BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Pasar Kripto Masih Semangat, Hanya Dogecoin yang Mulai Lesu
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) kembali melanjutkan penguatannya pada perdagangan Sabtu (24/7/2021) sore waktu Indonesia.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 15:00 WIB, dari enam kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin, hanya koin digital ‘meme’, yakni Dogecoin yang terpantau mulai kurang bergairah pada sore hari ini, yakni melemah 0,14% ke level harga US$ 0,1941/koin atau setara dengan Rp 2.813/koin (asumsi kurs Rp 14.490/US$).
Sementara sisanya masih bergerak di zona hijau pada sore hari ini. Bitcoin terbang 4,22% ke level US$ 33.831,43/koin atau setara dengan Rp 490.217.421/koin, Ethereum melonjak 3,48% ke US$ 2.135,09/koin (Rp 30.937.454/koin),
Berikutnya Binance Coin bertambah 1,93% ke US$ 302,80/koin (Rp 4.387.572/koin), Cardano terapresiasi 2,32% ke harga US$ 1,22/koin atau setara dengan Rp 17.678/koin, dan Ripple menguat 2,03% ke US$ 0,6106/koin (Rp 8.848/koin).
Bitcoin dan cryptocurrency lainnya mulai kembali pulih sejak Rabu (21/7/2021) siang hingga sore hari ini waktu Indonesia. Secara keseluruhan, sentimen risiko membaik di pasar keuangan konvensional dan kripto karena kekhawatiran tentang stimulus moneter yang lebih ketat mulai berkurang.
Pada Kamis (22/7/2021) lalu, Bank Sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB) berjanji untuk mempertahankan suku bunga lebih rendah lebih lama dan menyesuaikan sikap kebijakannya untuk memungkinkan sedikit melampaui target inflasi 2%.
Pengumuman ECB tersebut bersamaan dengan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah global yang juga berkontribusi pada melesatnya pasar saham global selama sepekan terakhir.
Selain dari sentimen tersebut, sentimen lainnya yang dapat mengangkat harga kripto adalah terkait komentar positif dari CEO Tesla, Elon Musk pada Rabu (21/7/2021) lalu dan membuat para pemegang bull crypto kembali aktif.
Musk mulai kembali mempercayakan kripto, terutama Bitcoin setelah pada Mei lalu ia menghentikan pembelian Tesla dengan Bitcoin karena tingginya konsumsi energi fosil untuk menambang Bitcoin.
Hal ini disampaikan Musk dalam konferensi “B World”.
“Saya ingin sedikit lagi uji tuntas untuk mengkonfirmasi persentase penggunaan energi terbarukan, kemungkinan besar sudah mencapai atau di atas 50% dan ada kecenderungan untuk meningkat, jadi jika demikian Tesla akan kembali menerima Bitcoin,” ujar Elon Musk seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/7/2021).
Penggunaan Bitcoin untuk membeli Tesla telah mencoreng reputasi Elon Musk sebagai figur yang mendorong energi terbarukan (green energy) atau energi tanpa bahan bakar fosil.
Bitcoin memang mendapat kritik keras karena konsumsi listrik dan energi fosil yang sangat besar. Menurut analisis University of Cambridge konsumsi energi listrik Bitcoin dalam setahun mengalahkan konsumsi listrik negara Argentina.
“Misi Tesla adalah mempercepat penggunaan energi berkelanjutan. Kami tidak bisa menjadi perusahaan yang menjalankan itu dengan konsumsi energi Bitcoin saat ini,” terang Elon Musk. “Tetapi sekarang Bitcoin sepertinya semakin banyak beralih ke energi terbarukan.”
Meski begitu, para ahli mengingatkan bahwa cryptocurrency adalah aset investasi spekulatif yang berisiko dan para ahli setuju memegang Bitcoin untuk investasi jangka panjang adalah praktik yang terbaik.
“Itu jelas merupakan strategi terbaik (investasi jangka panjang) jika ingin berinvestasi di Bitcoin,” terang Amy Arnott dari Morningstar yang merekomendasikan agar investor berinvestasi setidaknya selama 10 tahun.
Namun para investor harus memahami risikonya bila berinvestasi pada Bitcoin dan cryptocurrency lainnya.
“Bagi yang baru bermain, penting bagi mereka untuk memahami ini adalah kelas aset yang spekulatif,” ujar Anjali Jarwala, perencana keuangan Fit Advisors.
“Anda harus nyaman dengan naik turun harganya.” tambah Jarwala.
TIM RISET CNBC INDONESIA
JPMorgan Disebut Jualan 5 Kripto Ini, Apa Dampaknya ke Pasar?
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank investasi multinasional yang juga induk layanan keuangan asal Amerika Serikat, JPMorgan Chase dikabarkan menjadi bank besar pertama yang akan mengelola manajemen kekayaan dengan akses ke bitcoin dan aset kripto (cryptocurrency) lain kepada semua klien mereka.
Padahal, CEO JP Morgan Jamie Dimon termasuk salah satu orang yang secara terbuka sempat dengan lantang menentang bitcoin yang menurutnya adalah penipuan besar.
Dimon juga sempat mengatakan bahwa ia bukan pendukung bitcoin dan tidak peduli dengan aset kripto tersebut. Meskipun ia telah menyatakan pandangan pribadinya, banyak klien bank yang berkantor pusat di New York ini tidak sependapat dengannya.
Alhasil bisnis penasihat keuangan di JPMorgan yang mengelola dana US$ 630 miliar atau setara Rp 9.135 triliun (kurs Rp 14.500/US$) aset kekayaan, sekarang dapat menerima pesanan untuk membeli dan menjual lima produk kripto.
Kelima produk itu termasuk Bitcoin Trust Grayscale, Bitcoin Cash Trust, Ethereum Trust, produk Ethereum Classic, dan Bitcoin Trust Osprey Funds.
Perubahan kebijakan tersebut berlaku efektif pada 19 Juli, menurut memo internal yang diperoleh Business Insider, dikutip dari Forbes, Senin ini (26/7).
Kebijakan baru ini berlaku untuk semua klien JPMorgan dari mulai klien individual yang menggunakan aplikasi perdagangan Chase hingga klien kaya raya yang dengan pelayanan privat.
Meskipun demikian, penasihat keuangan tidak diizinkan untuk merekomendasikan produk kripto kepada klien, dan klien secara eksplisit harus meminta untuk melakukan perdagangan kripto.
Sebelumnya, JP Morgan hanya mengizinkan klien untuk menginvestasikan kekayaan pribadi dalam dana bitcoin yang dikelola secara aktif yang dititipkan pada perusahaan kripto NYDIG.
Perluasan akses pada produk crypto untuk klien JPMorgan dilakukan karena minat ritel di pasar kripto sedang meningkat, terutama setelah bitcoin mencapai harga tertinggi sepanjang masa di harga US$ 65.654 (Rp 951,98 juta) pada 14 April 2021.
Sejak itu, harga kripto memang telah mengalami penyusutan, namun permintaan ritel untuk memperoleh eksposur ke kelas aset volatil sebagai penyimpan nilai atau diversifikasi portofolio tetap masih kuat.
“Kami senang bergabung dengan platform kekayaan di JPMorgan. OBTC [Osprey Bitcoin Trust] tetap menjadi dana bitcoin publik dengan harga terendah di AS dan kami percaya klien JPMorgan akan melihat nilai dalam produk tersebut,” kata Greg King, pendiri dan CEO Osprey Funds, dilansir Forbes.
Respons Pasar RI
Dalam kesematan terpisah, CEO Indodax menanggapi bahwa langah JPMorgan ini adalah sejarah baru dalam dunia finansial dan perbankan, di mana bank terbesar di dunia JPMorgan telah menerima pengelolaan dana investasi aset kripto. Ini terjadi karena banyaknya permintaan dari nasabah atau klien dari bank itu.
“JP Morgan menjadi bank pertama yang mengelola investasi aset kripto. Ini merupakan sejarah baru dan akan menjadi perubahan besar,” kata Oscar Darmawan dalam pernyataan resmi, Senin (26/7).
Oscar Darmawan mengungkapkan bahwa warga AS khususnya nasabah JPMorgan telah melihat bitcoin sebagai aset. Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Manajemen Kekayaan JPMorgan, Mary Callahan Erdoes.
“Jadi, para nasabah AS sudah melihat aset kripto seperti Bitcoin adalah aset, dan tidak bisa dipandang remeh. Inilah yang membuat nasabah atau klien JP Morgan banyak yang meminta produk investasi aset kripto di JP Morgan,” kata Oscar.
Oscar mengungkapkan, padahal, pada mulanya, JPMorgan adalah bank yang anti dengan crypto. CEO JPMorgan Jamie Dimon sempat menyatakan bahwa bitcoin adalah bentuk penipuan besar.
Namun, hal itu telah dibantahnya dan belakangan ini, JPMorgan akhirnya ikut mempercayai bitcoin sebagai aset finansial yang baik sehingga ditawarkan kepada nasabahnya.
“Karena permintaan dari nasabah terhadap aset kripto terus berdatangan. Hingga akhirnya, JP Morgan menerima pengelolaan dana investasi dari klien ritelnya,” jelas Oscar
Nantinya, akan ada banyak bank-bank lain yang bisa mengelola dana investasi berbentuk aset kripto. Tidak menutup kemungkinan, dua pesaingnya Goldman Sachs dan Morgan Stanley akan melakukan hal yang sama. Morgan Stanley bisa saja lebih dulu karena bank itu telah mengajukan ke SEC (Otoritas Keuangan AS).
“Bahkan, bank di negara lain juga bisa jadi meniru langkah JP Morgan,” kata Oscar.
Oscar melanjutkan, ini membuktikan bahwa aset kripto adalah teknologi dan produk keuangan yang tidak bisa dibendung. Karena aset kripto, memang dibutuhkan oleh orang-orang, mengingat fungsinya sebagai aset untuk menyimpan kekayaan.
Selain itu, aset kripto juga menggunakan teknologi blockchain yang merupakan teknologi mutakhir.
“Orang Indonesia juga bisa membeli Bitcoin, Ethereum dan aset kripto lain di Indodax. Karena aset kripto sudah diatur oleh pemerintah Indonesia,” kata Oscar.
Perlu diketahui, Senin pagi (26/7), Bitcoin dan Ethereum melanjutkan reli kenaikan harga. Pagi ini, Bitcoin menyentuh Rp 561 juta dan kenaikan harga 11% dalam waktu 24 jam. Ethereum juga telah melewati Rp 32 juta.
Kenaikan ini sudah terjadi semenjak 3 hari yang lalu. Event internasional The B Word Conference yang menghadirkan CEO Tesla Elon Musk dan CEO Twitter Jack Dorsey pada pekan lalu membuat harga Bitcoin dan Ethereum rally selama 3 hari berturut-turut.